Indentifikasi Persoalan Matematika di Sekolah Oleh Indra Kusuma Wijayanti dalam Perkuliahan Bapak Marsigit
Indentifikasi
Persoalan Matematika di Sekolah
Oleh Indra
Kusuma Wijayanti
18709251046
Postingan kali ini akan membahas
beberapa permasalahan matematika di Sekolah. Pembahasan kali ini masih dalam
ranah perkuliahan Filsafat Ilmu oleh Bapak Marsigit. Penulis yaitu saya sendiri
Indra Kusuma Wijayanti akan berusaha mengulik beberapa permasalahan mendasar
pada pembelajaran matematika di sekolah.
Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran matematika
di SD, SMP, SMA bahkan Universitas. Dari sisi pemerintah dan guru sebagai
pelaku kebijakan, masalah mendasar yang muncul adalah perubahan kurikulum di
Indonesia baik pada jenjang SD, SMP, ataupun SMA. Perubahan Kurikulum yang
dilakukan oleh pemerintah dari tahun ke tahun, periode ke periode atau bahkan
dari pemerintahan yang satu ke pemerintahan yang lain sampai-sampai dikenal
sebagai “ganti menteri, ganti kurikulum” adalah salah satu upaya yang dapat
dilakukan oleh pemerintah dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia. Landasan
Filosofis dari perubahan kurikulum yang satu ke yang lain jelas adanya, namun
tidak hanya landasannya saja yang benar, kesiapannya pun juga harus ditinjau
kembali apakah memang sudah siap betul atau belum.
Masalah yang ada selain dari
bingungnya guru menerapkan aturan pemerintah, sesungguhnya guru
kesulitan mengembangkan media pembelajaran matematika. Banyak guru di lapangan
mengatakan bahwa mereka ingin menggunakan media pembelajaran matematika, namun
kebanyakan dari mereka kesulitan mengembangkannya. Pada pembelajaran Geometri
sebenarnya banyak yang dapat dimanfaatkan, baik itu pembelajaran menggunakan
teknologi maupun tidak. Augmented Reality dapat membantu siswa memahami bangun
ruang lebih dalam karena visualnya.
Hal lain yang menjadi problem besar pada pembelajaran
matematika adalah guru masih terfokus pada penilaian hasil akhir belajar siswa,
guru menjadi tumpul perasaannya terhadap proses pembelajaran siswa. Bagaimana
sesungguhnya siswa belajar, bagaimana perubahan-perubahan kecil yang baik yang
dilakukan oleh siswa ini kurang disoroti. Akibatnya siswa seringkali dipush
untuk mendapatkan hasil yang baik dan tidak menghiraukan bagaimana proses dia
belajar, sehingga tidak jarang akibat tuntutan kepada siswa yang demikian
menjadikan banyak siswa kita kurang bahagia dalam proses belajar, lebih-lebih
siswa merasa takut dalam belajar. Tugas gurulah untuk membangun motivasi
belajar siswa agar mereka merasa bahagia saat belajar.
Tidak hanya melihat dari kacamata
guru sebagai penggerak pendidikan, kita juga harus melihat masalah atau
persoalan dari sisi siswa.
1. Siswa belum terbiasa mempersiapkan materi yang akan
dipelajari hari itu. Hal ini sering kita jumpai sebagai guru siswa masih pasif
turut serta dalam mengupayakan keberhasilan pembelajaran, salah satunya adalah
dengan mempelajari atau mempersiapkan materi yang akan dipelajari hari itu.
Tujuan dari mengapa siswa diminta mempelajari materi yang akan diajarkan hari
itu adalah agar siswa tidak menjadi gelas yang kosong dan benar-benar kosong.
Setiap anak sebaiknya memiliki modal agar dapat belajar dengan optimal.
2. Siswa kurang terbiasa merespon pertanyaan guru terkait
pembelajaran matematika. Hal ini tampak sekali di lapangan atau sekolah dimana
setiap guru memberikan pertanyaan pancingan siswa cenderung diam dan tidak mau
menjawab. Padahal kenyaataannya mereka mampu menjawab. Kecenderungan siswa yang
sulit merespon pertanyaan guru merupakan salah satu indikator kurangnya respon
siswa dan motivasi belajar.
3. Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit.
Mindset siswa yang seperti ini jelas akan menurunkan minat belajar ataupun
motivasi belajar dalam diri siswa. Tugas gurulah menjadikan metematika terkesan
mudah dipahami dan menyenangkan untuk dipelajari.
4. Matematika memiliki satu solusi. Nah, permasalahan mendasar
lainnya yang muncul adalah pemikirian siswa tentang matematika yang hanya
memiliki satu solusi atau satu cara penyelesaian, padahal banyak soal
matematika yang memang didesain untuk memiliki banyak solusi atau banyak cara
menyelesaikannya. Seandainya soal-soal ini diperbanyak dan diperkenalkan kepada
siswa maka saya percaya akan terbentuk dalam diri siswa seorang pejuang yang
gigih. Seorang anak yang sangat percaya betul bahwa banyak jalan menuju
tercapainya impian kita. Banyak jalan dan kesempatan yang layak kita coba.
Banyak jalan menuju Roma kalau kata orang jaman dulu. Sehingga, kegagalan dalam
sebuah perjuangan dan perjalanan bukanlaah hal yang menyeramkan.
5. Siswa yang memiliki nilai akademis yang baik dan berada
pada sekolah favorit maka memiliki kecenderungan kurangnya kerjasama. Untuk
memangkasnya maka pemerintah memberikan alternatif solusi yaitu dengan adanya
zonasi. Hal ini dimaksudkan agar terhindarnya label mana sekolah favorit dan
mana sekolah pinggiran. Namun, tidak dapat berhenti disini, guru sebagai
penggerak pendidikan sebaiknya memiliki gagasan agar kerjasama antar siswa
terjalin baik, bisa dengan pembelajaran dengan setting Kooperatif tipe STAD misalnya.
Penelitian tentang pembelajaran STAD dapat dilihat pada postingan Bapak
Marsigit pada powermathematics.blogspot.com pada postingan berjudul The Scene of Primary
Mathematics Teaching.
Marsigit. Marsigit Indonesia. Marsigit Filsafat Ilmu.
Marsigit Philosophy.
Rekomendasi Bacaan mengenai Filsafat bisa diakses pada blog
beliau di :
powermathematics.blogspot.com tulisan dalam blog tersebut
ditulis langsung oleh Bapak Marsigit dan kita diperbolehkan untuk saling
bertukar pikiran dan belajar melalui postingan Bapak Marsigit. Terima kasih Pak
Marsigit karena saya dapat belajar Filsafat Ilmu lebih banyak melalui blog yang
bisa diakses kapanpun. Terima kasih Pak Marsigit. Filsafat Marsigit
Komentar
Posting Komentar